Minggu, 25 Januari 2015

Peristiwa Teater ; Mirisnya fasilitas Gedung Procenium Satu-Satunya Milik Pemerintah.


Oleh : F Satria  

Walau dengan fasilitas gedung pertunjukan yang miris Sabtu 24 Januari 2015 di Gedung Graha Budaya Jakabaring Palembang pertunjukan seni teater lakonan Pinangan karya Anton Pavlovich Checkhov dengan konsep realis yang di sutradarai oleh Hasan, S.Sn., M. Sn bersama musisi lokal Firman Satria sebagai penata musik,  penonton tetap antusias datang ke gedung procenium satu-satunya  milik pemerintah untuk menyaksikan peristiwa teater. 

Pertunjukan ini dimulai pukul 14.00 Wib sampai dengan selesai, kebanyakan dari penoton adalah mahasiswa dan pelajar. Acarah ini diselenggarahkan oleh komunitas teater dan tari Universitas Bina Darma Palembang dengan tajuk “Kreativitas Mahasiswa Tiada henti Melalui Karya Seni Inovatif”.

Selain pertunjukan teater pertunjukan ini juga menghadirkan pementasan tari Rentak Besiget dan Tari Jaya Sriwijaya, bercerita tentang Sriwijaya yang membawa pengaruh besar terhadap seni dan budaya Sumatera Selatan. Dikatakan Romi Nursyam, S.Sn., M. Sn selaku Koreografer tari “kostum dan musik yang dinamis mernjadi simbol kebanggaan dan kejayaan Sriwijaya dan masyarakat Sumsel.

Dikatakan Hasan S.Sn., M.  Selaku sutradara dan dosen teater Universitas PGRI Palembang Jurusan Kesenian “saya pribadi berharap untuk kedepannya nanti pada semua pihak yang berwenang Saya berharap kedepannya nanti dapat dibenahi fasilitas gedung procenium satu-satunya milik pemerintah ini.

Ditambahkannya, “ saya pribadi sebagai pelaku seni sangat menyayangkan gedung ini, minimal ada gedung yang setandar dan fasilitas yang memadai di Palembang dan siapapun bisa menggunakan fasilitas publik tersebut karena peristiwa kesenian tidak semua orang punya keterlibatan  terhadap peristiwa kesenian apalagi teater, minimal kawan-kawan seniman teater palembang,  teater-teater  rakyat se Indonesia nantinya  bisa main kesini setelah fasilitas itu memadai”.


Read more »

Senin, 06 Januari 2014

Aksi Teaterikal dan Karnaval Perang 5 hari 5 Malam di Palembang Pertama Kali.

MEDITASI Minggu 5 Januari 2014 pukul 07.00 WIB ribuan masyarakat Kota Palembang berkumpul menyaksikan aksi teraterikal perang 5 hari 5 malam dan karnaval berbasis sejarah peperangan pejuang dan masyarakat Palembang melawan penjajah pada tahun 1947 silam yang diselenggarahkan oleh Komunitas BIP dan Yayasan Kebudayaan Tandipulau.

 Aksi teaterikal ini melibatkan kurang lebih 100 pemain actor dan actris yang mengenakan seragam ala TRI, belanda, PMI, Rakyat layaknya suasana zaman dulu.
 
Pementasan ini dilakukan di lima titik secara kontinyu. Dari simpang Charitas, peperangan berpindah ke Cinde, lalu kawasan IP, Bundaran Air Mancur (BAM) dan berakhir di Monpera yang menggambarkan suasana perundingan antara RI dan Belanda.

Penggarapan teaterikal perang 5 hari 5 malam ini digodok selama kurang lebih 1 setengah bulan sebanyak 7 kali pertemuan dan tentunya bukan suatu hal yang mudah dalam waktu yang singkat untuk menggarap suatu seni pertunjukan yang layak dinikmati oleh orang banyak atau masyarakat umum terkait dengan segala kekurangan dan keterbatasan secarah financial dan sumber daya manusia

“kita harus kerja ekstra, baik pikiran, waktu dan tenaga” kata Firman Satria selaku Sutradara acarah dan ketua Teater Canang Yayasan Kebudayaan Tandipulau saat ditemui usai acarah. Senin 6  Januari 2014 di Kantor Pusat Data dan Kajian Sriwijaya.

Ditambahkannya , Aksi teaterikal ini walaupun masi banyak kekurangan dalam kesempurnaan tetunya tidak akan berhasil tanpa ada orang dibalik layar atau tim kreatif, baik penata kostum, property dll untuk kesuksesan acarah ini, banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil dari proses ini untuk kedepannya nanti dan semoga dapat berguna dan bermanfaat untuk kemajuan Seni Pertunjukan Indonesia khususnya di Kota Palembang Sumatera Selatan.

Sementara itu ketua Yayasan Kebudayaan Tandi Pulau Erwan Surya Negara memberikan tanggapan mengenai aksi teaterikal dan karnaval yang diselenggarahkan pada tanggal 5 januari 2014 kemarin sebanyak 5 titik secara kontinyu, beliau mengatakan,  tema-tema  tentang kesejarahan dan perjuangan adalah bagian dari kebudayaan,  mengingat perang 5 hari 5 malam itu adalah salah satu perang yang cukup phenomenal di Indonesia khususnya di Sumatera Selatan, karena menurutnya perang ini melibatkan perang 3 matra yaitu, laut, darat dan udara, sementara kondisi kesejarahan perang 5 hari 5 malam ini  kurang diketahui oleh masyarakt luas yang faktor utamanya karena kurang nya sarana informasi yang tersedia.

Add caption
Paparnya, seperti yang kita ketahui perang 5 hari 5 malam dipicu munculnya keinginan kembali pihak belanda untuk membonceng pihak sekutu kembali menjajah bangsa Indonesia, keinginan itu ditolak keras oleh msyrakat Sumatera Selatan sehinggah terjdilah pertempuran 5 hari 5 malam, bagi Yayasan Tandipulau, pementasan teaterikal  perang 5 hari 5 malam yang telah diselenggarahkan kemarin adalah merupakan sekaligus soialisasi  kepada masyarakat Sumatera Selatan akan perjuangan heroik dari masyrakat Sumatera Selatan sendiri untuk  memperthankan kemerdekaan indonesia pada tahun 1947.


Saya berharap untuk kedepannya nanti acarah ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi pemerintah daerah khususnya, agar hal-hal yang terkait mengenai kesejarahan, patriotisme semangat juang itu perlu terus didorong dan disosialisasikan dan diketahui oleh masyarakat luas agar memang betul-betul tumbuh secarah kesadaran akan pentingnya jiwa juang, jiwa patriotism bagi masyarakat Sumatera Selatan.














Read more »

Senin, 28 Januari 2013

Kesenian Teater Tradisional Dulmuluk Akan Dipatenkan

MEDITASI_Pertunjukan kesenian tradisional Dul Muluk akan di patenkan yang sekarang ini masih dalam proses di Kementerian Pendidikan Nasional, supaya seni teater khas daerah itu menjadi Hak Kekayaan Intelektual.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah Sumsel Ekowati Retnaningsih kepada wartawan di Palembang, Jumat mengatakan, pihaknya telah mengusulkan agar kesenian itu mendapkan hak paten.

Sekarang ini sedang dalam proses di Kementerian Pendidikan Nasional, karena untuk mendapatkan hak paten harus melalui berbagai tahapan, kata dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi pihaknya selaku pengusul agar bisa mendapatkan hak paten, antara lain ada yang melaporkan, persetujuan komunitas budaya dan lembaga adat.

Selain itu juga harus ada sejarah singkat, lokasi budaya tersebut berkembang, deskripsi singkat, kondisi Dul Muluk dulu dan sekarang, upaya pelestarian, dokumentasi dan referensi.

Menurut dia, mengenai sejarah singkat sekarang masih terus digali dan didiskusikan bersama oleh tokoh budaya serta sejarawan.

Pihaknya terus bekerja sama dengan berbagai instansi terkait dan berupaya agar kesenian tradisional tersebut mendapat hak paten, sehingga masyarakat mengetahui asal dan perkembangan kesenian tradisional daerah Sumsel itu, katanya.

Ia menambahkan, di Sumsel sendiri pihak terkait belum serius mengurus persoalan hak paten baik hasil produk maupun seni dan budaya, karena jarang organisasi dan masyarakat yang mengusulkan, padahal itu merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan hak kekayaan intelektual.


Sumber : http://www.republika.co.id

Read more »

Selasa, 20 November 2012

Penonton Awam Tak Lagi Sedih Lewat Lakon “Bukan Dunia Kiki”


MEDITASI_ Aksi pelajar siswa-siswi  Sma Negeri 9 Palembang sukses menggaet hati para penonton seni teater lewat lakon Bukan Dunia Kiki,  Jumat 19 Oktober 2012 di gedung teater Graha Budaya Jakabaring Palembang.

Lakonan Bukan Dunia Kiki ini mengangkat citra remaja dalam seni teater di Palembang yang  terinspirasi dari para remaja yang cenderung lebih ngepop, selama ini pandangan penggiat teater kebanyakan yang sedih-sedih, menurut saya pertunjukan seperti itu agak sulit dinikmarti para penonton yang masih awam”kata Muhammad Yunus selaku sutradara pertunjukan naskah Bukan Dunia Kiki lewat kelompok Teather 09  Sma Negeri  9 Palembang,  saat di temui reporter MEDITASI seusai pertunjukannya.

Tokoh utama dalam  naskah Bukan Dunia Kiki adalah Kiki  yang bercerita tentang  seorang anak remaja yang depresi yang menjejakkan kakinya dan terjebak dalam  dunia yang tidak seharusnya ia masuki.
Konsep yang di angkat keatas panggung  dalam pementasan  ini adalah konsep pertunjukan Realisme  sebuah aliran kesenian yang berusaha melukiskan, menceritakan sesuatu sebagaimana kenyataannya.

Terselenggarahnya Pertunjukan  yang di pertontonkan oleh siswa-siswi Sma Negeri 9  ini  berkat  atas kerjasama dengan sponsor-sponsor dan para donatur yang peduli akan perkembangan Seni Teater yang ada di kota Palembang.  

Untuk biaya pertunjukan teater ini  menghabiskan anggaran lebih kurang sebanyak Rp 5 juta  untuk 3 hari pertunjukan  berturut-turut  pada tanggal 19, 20, 21. Pukul 14.00 -16.00 WIB  dan tiket yang disebarkan 75 % mencapai 1200 tiket dalam waktu 3 hari semuanya  laku terjual habis.

Di tambahkannya, proses pementasan ini kita garap selama lebih kurang 1 bulan yang melibatkan lebih kurang sebanyak 25 pemain siswa-siswi dari kelas  1, 2 dan 3  yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Seni pertunjukan Teater yang tergabung dalam kelompok Teather  09 di Sma Negeri 9 Palembang .

Kelompok Teather 09 ini pertama kali  terbentuk pada tanggal 17 Mei 1991 silam oleh Bpk. Herman Jayadi sebagai teater sekolah/teater pelajar yang sekarang di bina oleh guru-guru Sma Negeri 9 Palembang. (Liputan/Suci Rahayu)

Read more »

Sanggar Tari Ranum “ Ibarat Buah Yang Telah Matang Siap Untuk Di Petik


MEDITASI_Ibarat buah yang telah matang yang siap untuk di petik dan tentu pula manis rasanya, begitulah makna  filosofis yang terkandung dibalik arti sebuah nama Sanggar Tari Ranum yang telah didirikan pada tanggal 7 Februari 2011 silam oleh Neni Krisnia Wati Mahasiswi Univ. PGRI Palembang  Bidang Keahlian Seni Tari. Jurusan Kesenian Program Studi Sendratasik ,  di rumah nya Jl. DI. Panjaitan No. 48 RT 25 RW 07 Plaju Palembang.

Tentulah bukan hal yang mudah untuk menjadi sesuatu yang matang pastilah harus menjalani sebuah proses terlebih dahulu untuk mencapai sebuah kematangan.

Seperti makna filosofis yang terkandung di atas sesuai dengan namanya Ranum, sanggar ini  telah  mematangkan para penari nya sejak tahun 2011 silam yang tentunya telah mengalami proses belajar  dan memang parah penarinya dipersiapkan untuk  kapanpun di persembahkan kepada  para penikmat seni tari.

Sanggar tari ini memiliki sekitar 96 orang penari, baik dari kalangan umum, mahasiswa-mahasiswi, dewasa serta  anak-anak.

Kegiatan-kegiatan yang pernah  dilalui oleh sanggar tari ini yaitu  pernah mengikuti mengirim para penarinya dalam jumlah yang besar  dalam berbagai ajang bergengsi festival seni tari, tergabung dalam pariwisata, tergabung dalam pagelaran seni teater, dll.

Seiring berjalannya waktu,  selain bermarkas di JL. Panjaitan Plaju Palembang sanggar tari Ranum juga  kini telah berkembang merambat  hinggah ke luar daerah kota Palembang  yang kini telah memiliki cabang di Kota Kayu Agung,  tepatnya di Jl. Darna Jambi, Sukadana. (Belakang Kantor Transmigrasi/Kantin) Kayu agung OKI Sumatera Bagian Selatan.

Di sanggar tari Ranum yang membuat nya beda dan unik serta diminati dari sanggar tari lainnya adalah proses dalam belajar mengajarnya dengan membagi perkelompok atau perkelas setiap siswanya.

Setiap  kelas maksimal adalah  18 orang sedangkan minimalnya 6 orang sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif,  “papar wanita berparas cantik  kelahiran Palembang, 25 Desember 1991 yang akrab disapa dengan nama Neni saat ditemui reporter MEDITASI .

Di tambahkannya, selain proses waktu  dan hari tidak di tentukan oleh sanggar,  para siswa-siswi  bebas memilih kapanpun jadwal waktu latihannya yang di tentukan sendiri menyesuaikan kesibukan aktivitas tiap masing-masing. (Liputan/Dwi Intan Mandasari).

Read more »

Lantak Hujan Lebat Penonton Kuda Lumping Kesurupan Masal

Oleh : Dwi Intan

Photo/google.com
MEDITASI_Mendengar kata kuda lumping pasti berkaitan dengan hal-hal yang berbau mistik dan kesurupan. Kesenian taridisonal Kuda lumping ini sendiri berasal dari pulau Jawa dan kini  telah menyebar  di seluru antero penjuru Nusantara hinggah ke tiap-tiap  pelosok daerah.

Pertunjukan atraksi tari tradisional kuda lumping / kuda kepang, Minggu, 04 November 2012.  13.30 WIB - 16.00 WIB.  Lapangan MK kel. Pulokerto. kec. Gandus palembang. Lantak diguyur hujan lebat serentak puluhan penonton kesurupan masal.

“Tibo-tibo angin tu kencang nian mecak nak ngempaske dak berapo lamo disusul dengan ujan lebat, wong yang nontoni langsung bucar bacer belari, ado yang belari balek kerumah ado yang bederup  masuk ke bawah tenda acarah, pas lagi siru-siru nian mak itulah mamang jingok tibo-tibo sebagean penonton barengan bedejir pecak la sudem di rasuki cak itu mecak  la di stel galo. Mamang ni tejingok nian, cuma dak berani bae nak marak.”  Tutur Mang Kohar  47 tahun seorang pedagang pempek kuah model keliling yang berjualan di sekitar lokasi pertunjukan.

Penonton yang kesurupan biasanya orang yang pikirannya sedang kosong, atau mereka adalah salah satu pemain kuda lumping lainnya.
Awalnya para penari mulai mengambil tempat dan tak lupa juga membawa kuda lumping yang diiringi oleh musik dan nyanyian dari sinden yang menggunakan bahasa Jawa.

Setelah tarian itu ditampilkan cukup lama, barulah sang pawang muncul dengan membakar sesaji dan membaca mantra-mantra untuk para arwah yang telah diundang.

Selagi pawangnya menjalankan ritual ini para penari memutari sang pawang, semakin cepat gendang di tabu maka semakin cepat pula gerakan kaki para penari memutari pawang yang berada di tengah dan setelah itu satu per satu para penari mengalami kesurupan di tengah lingkaran penonton untuk melakukan sebuah atraksi, menari menyesuaikan dengan hentakan musik pengiring.
Pergelaran atraksi ini adalah sifatnya sebagai hiburan semata yang di tujukan kepada masyarakat umum  yang menonton sebagai sebuah ucapan rasa syukur atas hajat yang telah dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa,” Kata Sugiman selaku tuan rumah pengadah pergelaran atraksi ini  saat ditemui reporter MEDITASI (04 November 2012) di kediamannya Jln. Sosial. Komp. PT. HEVEA MK II Rt. 15/Rw. 04 kec. Gandus palembang.

Read more »

Senin, 19 November 2012

Ketua Jurusan Akan Perjuangkan Lab dan Perpustakaan Sendratasik.


Dikatakan oleh bpk Sartono, S. Pd., M. Sn. Selaku ketua jurusan Pendidikan Kesenian Universitas  PGRI Palembang (17/11/2012) kepada MEDITASI.  

Di tahun 2012/2013 ini kita akan perjuangkan hak aspirasi mahasiswa sendratasik selama ini, akan kebutuhan seperti sarana ruang lab dan perpustakaan  khusus program studi yang tentunya menjadi penunjang perkuliahan.
Rencananya ruang  lab dan perpustakaan sendratasik akan kita usulkan tepatnya di lantai 4 gedung guru UNIV. PGRI. Palembang, yang mana ruangan tersebut akan kita bagi menjadi  2 ruangan, pertama ruang lab dan kedua ruang tunggu yang sekaligus kita stel menjadi ruang  perpustakaan.

Semua sudah  kita pikirkan dan kita siapka terutama untuk materi  pengadaan isi perpustakaan program studi pendidikan sendratasik yang rencanana nanti akan kita isi dengan kaset-kaset seni pertunjukan yang ada di Nusantara, Paparnya.

Ditambahkannya. Selain kita memperjuangkan ruang lab dan perpustakaan di tahun 2012/2013 ini, sekitar 33 tenaga pegajar dosen sudah kita berangkatkan ke ISI Solo guna melanjutkan jenjang pendidikan S2  dalam upaya pengembangan dosen UNIV.PGRI Palembang Jurusan. Pend. Kesenian. Program studi. Pend. Sendratasik. (Liputan/F. Satria/MEDITASI/4/2012)

Read more »

Jumat, 09 November 2012

Renungan Seorang Mahasiswa

Oleh : Viko Che Jr.
Berbangga lah kini kau sebagai seorang anak,,
dan bayangkan suatu saat nanti setelah
kau jadi orang tua dengan kondisi yang masih seperti ini??
kini, seorang anak itu menjadi sebuah kebanggaan bagi orng tua nya,,

kita, ya kita yang kini menjadi seorang mahasiswa,,
yang di banggakan dan di elu2kan oleh orang tua kita di rumah,,
kita yang selalu minta kiriman uang perbulan,
yang selalu minta uang jajan lebih,,
yang keinginan kita di penuhi oleh mereka,,

apa2 saja yang selalu diminta harus di penuhi,
harus di turuti,, tanpa tahu darimana asal uang tersebut didapat,
yang penting kebutuhan yang kita sebut dengan mereka terpenuhi,,

pikirkan lah orang tua mu yang berjualan dipasar saat pagi2 sekali,,
pikirkan lah orang tua mu yang bekerja di bangunan rumah orang,,
pikirkan lah orang tua mu yang menjadi kuli panggul di pasar2,,
pikirkan lah orang tua mu yang setiap hari pergi kesawah takut tanaman nya rusak,,
pikirkan lah orang tua mu yang hanya tinggal satu orang saja,,
pikirkan lah orang tua mu yang rela meminjam uang dengan tetangga sebelah,,
pikirkan lah orang tua mu yang rela menjual cincin pernikahan nya,,
pikirkan lah orang tua mu yang rela menggadaikan separuh tanah,,
pikirkan lah orang tua mu yang rela menggadaikan sertifikat rumah,,
pikirkan lah orang tua mu yang di PHK dari pekerjaan,,

coba bayangkan semua itu,
resapi,, hayati,,
kau yang kini di banggakan mereka dengan orang di kampung halaman mu,,
mereka meninggikan derajat mu,,
mereka mendambakan sesuatu yang berhasil,,
mereka menginginkan anak nya berhasil menjadi "orang"

kini kau setngkat lebih baik di banding kawan sekampung mu,,
orang tua mu berkata pada tetangga nya,,
"anak ku kini kuliah, anak ku ingin menjadi lebih baik,,""anak ku ingin menjadi sarjana"
coba bayangkan,

apakah uang yang mereka berikan selama ini kau gunakan dengan benar??apakah uang yang mereka berikan selama ini kau bayarkan dengan benar??

bukan dengan make-up,,
bukan dengan t-shirt,,
bukan dengan gaya rambut,,
bukan dengan pamer pakaian dan kemewahan,,
tapi dengan prestasi...

kita yang suka nongkrong di kantin,,
kita yang suka jalan ke tempat2 mewah,,
kita yang suka menggoda orang (cewek/cowok)
kita yang suka bolos kuliah,,
kita yang suka keluar kelas,,
kita yang suka belanja2 dengan hal2 yang gak penting,,

sadari kawan,,
betapa besar nya pengorbanan orang tua kita,,
betapa tinggi nya kebanggaan mereka,,
andai mereka tahu apa yang sebenarnya kita lakukan di kampus ini??apakah mereka bangga??apakah mereka suka??apakah mereka tertawa??sadari lah kawan,,

saat kau pulang kampung,,
masih adakah televisi yang selalu menghiburmu di rumah??masih adakah lemari es yang selalu menghilangkan rasa haus mu dari terik nya matahari??masih adakah sebuah lemari pakaian yang menyimpan rapi semua pakaian mu yang lama kau tinggal kan???
masih adakah sawah tempat dimana kau membantu orang tua mu di saat kau libur kuliah??masih adakah rumah yang selama ini kau tempati di saat kau pulang dari kuliah mu di kampung??masih adakah senyum manis yang keluar dari bibir mu saat kau mendapati semua itu sudah tak lagi kau mliki???ataukah masih ada kedua orang tua mu yang selama ini kau mintai uang jajan dan segala kebutuhan mu???
masih lengkap kah keluarga mu yang selama ini kau tinggalkan??kawan,, mari kita sadari itu semua,,,siapkah kita menghadapi semua ya jika itu benar2 terjadi??setidak ny kita berfikir saat ini bahwa biaya yang kita perlukan itu besar dan mahal..

mungkin hanya ini yang bisa ku tuliskan,,
mungkin hanya ini yang bisa ku bagi dengan kalian,,
meski nanti kertas ini menjadi sampah,,
ku sudah berteima kasih pada kalian,,
karna sudah mau membacanya.....

setidak nya saat ini,, mungkn malam nanti
kau berfikir betapa berat nya mendapat sebuah tanggung jawab sebagai seorang anak yang di banggakan....

belum terlambat untuk memulai sebuah perubahan.....
   

  10.55 wib 12-05-2011kamar kost

Read more »

Kamis, 01 November 2012

Ojektifitas Imajinatif....? (tentang teater yang merdeka)

Oleh: Mohammad Arfani


Sebelumnya, alasan saya memberikan pada  judul artikel ini sebagai ‘Objektifitas Imajinatif...?’ dalam tanda tanya, karena banyak sekali (karena sering saya temui) mempermasalahkan apresiasi yang bolehlah dikatakan mana yang lebih baik dalam menilai suatu pertunjukan teater. Hingga ‘tukang’ teater perlu untuk menafsirkan bentuk pertunjukan yang sebenarnya. Tanpa harus memaksa, mari kita kembali pada bangunan teater tersebut pada bentuk semula.

Konsep awal dalam suatu pertunjukan teater adalah perwujutan segala bentuk aksi manusia dan ekspresinya kepanggung, dalam bentuk apapun serta dari sudut pandang manapun. Segala bentuk tematik tentang manusia itu sendiri sangat banyak macam ragamnya, setiap manusia antar individu, kelompok, menjadi suatu masyarakat mempunyai tujuan dan masalahnya. Dari satu bentuk sudut pandang yang dilihat oleh seniman teater yang kemudian diwujudkan menjadi pementasan.

 Realita yang ada membangun ide kreatifitas dalam bentuk apapun. Perlu dingat kembali, Realitas teater adalah realitas ambang.  Ambang adalah suatu tempat atau benda yang memberi peluang kepada kita untuk melihat arah dari sudut manapun.

Manusia sebagai objek merupakan sumber tematik dari berbagai sisi kehidupan, karena manusia itu sendiri melakukan aktivitas dan tujuan atas dasar keinginannya dan segala hal yang menjadi tragedi manusia itu sendiri, yang kemudian seniman teater mendeskripsikan dalan bentuk teks drama hingga membuatnya dalam bangunan berupa pentas panggung. Adalah manusia itu sendiri yang menjadi bentuk kenyataan dalam mengembangkan tema sesungguhnya hingga menjadi kreatifitas yang sesungguhnya dalam berbagai bentuk masalah kenusiaan, menjadikan kotak yang bernama teater ini berkembang seiring maju pesatnya kemanusiaan itu sendiri dengan menonjolkan nilai kemanusiaan melalui setiap perjalanan adengan mengarahkan kita kepada berbagai bentuk permasalahan dan nilai-nilai kemanusiaan atas segala bentuk naratif dan apapun bentuk inspirasi didalamnya.

Sebagai contoh saat menonton salah satu karya Samuel Beckett Malam dan Mimpinya, kita disuguhkan hanya suara-suara, penataan efek lighting dan durasi yang hanya sekilas. Atau karya William Shakespare Romeo and Juliet yang berhamburan kalimat-kalimat puitis. Dua  contoh karya tersebut menunjukkan kutub teater yang berbeda tetapi masing-masing menimbulkan efek apresiasi yang dinamis dari banyak sudut pandang.

Hal yang paling penting dalam sebuah karya teater adalah kepekaan terhadap berbagai kejadian yang ada. Alam dan manusia sebagai sumber infiltrasi atas suatu objek teater. Seorang teaterawan sebagai kreator merenungkan dan berfikir atas sumber ide yang ada, kemudian mewujudkannya ke pentas. 

Gagasan bentuk pementasan teater adalah hasil dari dunia imajiner teaterawan yang berawal dari deskripsi humanitas. Sehingga pada pemahaman lain terhadap teater sebagai komunikasi atas realitas dan imajinernya menjadi medium dalam menyampaikan pesan yang berupa nilai. Karena penyajian pementasan tanpa nilai bukanlah teater.

Tidaklah penting memandang suatu pentas teater   berdasarkan bentuk isme yang ada. Karena teater adalah kemerdekaan kreator dan apresiator dalam berekspresi dan menilai.  Yang perlu digaris bawahi adalah nilai kualitas karya teater dilihat dari kejujuran teaterawan itu sendiri dan interpretasi apresiator (penonton) dari berbagai ruang dan banyak ‘pintu’ intelektual terhadap karya teater yang telah disaksikan secara utuh.

Palembang, 24 juli 2012

Read more »