Walau dengan
fasilitas gedung pertunjukan yang miris Sabtu 24 Januari 2015 di Gedung Graha
Budaya Jakabaring Palembang pertunjukan seni teater lakonan Pinangan karya Anton
Pavlovich Checkhov dengan konsep realis yang di sutradarai oleh Hasan, S.Sn.,
M. Sn bersama musisi lokal Firman Satria sebagai penata musik,penonton tetap antusias datang ke gedung
procenium satu-satunyamilik pemerintah
untuk menyaksikan peristiwa teater.
Pertunjukan ini
dimulai pukul 14.00 Wib sampai dengan selesai, kebanyakan dari penoton adalah
mahasiswa dan pelajar. Acarah ini diselenggarahkan oleh komunitas teater dan
tari Universitas Bina Darma Palembang dengan tajuk “Kreativitas Mahasiswa Tiada
henti Melalui Karya Seni Inovatif”.
Selain
pertunjukan teater pertunjukan ini juga menghadirkan pementasan tari Rentak
Besiget dan Tari Jaya Sriwijaya, bercerita tentang Sriwijaya yang membawa
pengaruh besar terhadap seni dan budaya Sumatera Selatan. Dikatakan Romi
Nursyam, S.Sn., M. Sn selaku Koreografer tari “kostum dan musik yang dinamis
mernjadi simbol kebanggaan dan kejayaan Sriwijaya dan masyarakat Sumsel.
Dikatakan Hasan
S.Sn., M.Selaku sutradara dan dosen
teater Universitas PGRI Palembang Jurusan Kesenian “saya pribadi berharap untuk
kedepannya nanti pada semua pihak yang berwenang Saya berharap kedepannya nanti
dapat dibenahi fasilitas gedung procenium satu-satunya milik pemerintah ini.
Ditambahkannya,
“ saya pribadi sebagai pelaku seni sangat menyayangkan gedung ini, minimal ada
gedung yang setandar dan fasilitas yang memadai di Palembang dan siapapun bisa
menggunakan fasilitas publik tersebut karena peristiwa kesenian tidak semua
orang punya keterlibatanterhadap
peristiwa kesenian apalagi teater, minimal kawan-kawan seniman teater
palembang,teater-teaterrakyat se Indonesia nantinyabisa main kesini setelah fasilitas itu memadai”.
MEDITASI Minggu 5 Januari 2014 pukul 07.00 WIB ribuan masyarakat Kota Palembang berkumpul menyaksikan aksi teraterikal perang 5 hari 5 malam dan karnaval berbasis sejarah peperangan pejuang dan masyarakat Palembang melawan penjajah pada tahun 1947 silam yang diselenggarahkan oleh Komunitas BIP dan Yayasan Kebudayaan Tandipulau.
Aksi teaterikal ini melibatkan kurang lebih 100 pemain actor dan actris yang mengenakan seragam ala TRI, belanda, PMI, Rakyat layaknya suasana zaman dulu.
Pementasan ini dilakukan di lima titik secara kontinyu. Dari simpang Charitas, peperangan berpindah ke Cinde, lalu kawasan IP, Bundaran Air Mancur (BAM) dan berakhir di Monpera yang menggambarkan suasana perundingan antara RI dan Belanda.
Penggarapan teaterikal perang 5 hari 5 malam ini digodok selama kurang lebih 1 setengah bulan sebanyak 7 kali pertemuan dan tentunya bukan suatu hal yang mudah dalam waktu yang singkat untuk menggarap suatu seni pertunjukan yang layak dinikmati oleh orang banyak atau masyarakat umum terkait dengan segala kekurangan dan keterbatasan secarah financial dan sumber daya manusia
“kita harus kerja ekstra, baik pikiran, waktu dan tenaga” kata Firman Satria selaku Sutradara acarah dan ketua Teater Canang Yayasan Kebudayaan Tandipulau saat ditemui usai acarah. Senin 6 Januari 2014 di Kantor Pusat Data dan Kajian Sriwijaya.
Ditambahkannya , Aksi teaterikal ini walaupun masi banyak kekurangan dalam kesempurnaan tetunya tidak akan berhasil tanpa ada orang dibalik layar atau tim kreatif, baik penata kostum, property dll untuk kesuksesan acarah ini, banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil dari proses ini untuk kedepannya nanti dan semoga dapat berguna dan bermanfaat untuk kemajuan Seni Pertunjukan Indonesia khususnya di Kota Palembang Sumatera Selatan.
Sementara itu ketua Yayasan Kebudayaan Tandi Pulau Erwan Surya Negara memberikan tanggapan mengenai aksi teaterikal dan karnaval yang diselenggarahkan pada tanggal 5 januari 2014 kemarin sebanyak 5 titik secara kontinyu, beliau mengatakan, tema-tema tentang kesejarahan dan perjuangan adalah bagian dari kebudayaan, mengingat perang 5 hari 5 malam itu adalah salah satu perang yang cukup phenomenal di Indonesia khususnya di Sumatera Selatan, karena menurutnya perang ini melibatkan perang 3 matra yaitu, laut, darat dan udara, sementara kondisi kesejarahan perang 5 hari 5 malam ini kurang diketahui oleh masyarakt luas yang faktor utamanya karena kurang nya sarana informasi yang tersedia.
Add caption
Paparnya, seperti yang kita ketahui perang 5 hari 5 malam dipicu munculnya keinginan kembali pihak belanda untuk membonceng pihak sekutu kembali menjajah bangsa Indonesia, keinginan itu ditolak keras oleh msyrakat Sumatera Selatan sehinggah terjdilah pertempuran 5 hari 5 malam, bagi Yayasan Tandipulau, pementasan teaterikal perang 5 hari 5 malam yang telah diselenggarahkan kemarin adalah merupakan sekaligus soialisasi kepada masyarakat Sumatera Selatan akan perjuangan heroik dari masyrakat Sumatera Selatan sendiri untuk memperthankan kemerdekaan indonesia pada tahun 1947.
Saya berharap untuk kedepannya nanti acarah ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi pemerintah daerah khususnya, agar hal-hal yang terkait mengenai kesejarahan, patriotisme semangat juang itu perlu terus didorong dan disosialisasikan dan diketahui oleh masyarakat luas agar memang betul-betul tumbuh secarah kesadaran akan pentingnya jiwa juang, jiwa patriotism bagi masyarakat Sumatera Selatan.
MEDITASI_Pertunjukan kesenian tradisional Dul Muluk akan
di patenkan yang sekarang ini masih dalam proses di Kementerian
Pendidikan Nasional, supaya seni teater khas daerah itu menjadi Hak
Kekayaan Intelektual.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Inovasi Daerah Sumsel Ekowati Retnaningsih kepada wartawan di Palembang,
Jumat mengatakan, pihaknya telah mengusulkan agar kesenian itu
mendapkan hak paten.
Sekarang ini sedang dalam proses di
Kementerian Pendidikan Nasional, karena untuk mendapatkan hak paten
harus melalui berbagai tahapan, kata dia.
Lebih lanjut dia
mengatakan, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi pihaknya selaku
pengusul agar bisa mendapatkan hak paten, antara lain ada yang
melaporkan, persetujuan komunitas budaya dan lembaga adat.
Selain
itu juga harus ada sejarah singkat, lokasi budaya tersebut berkembang,
deskripsi singkat, kondisi Dul Muluk dulu dan sekarang, upaya
pelestarian, dokumentasi dan referensi.
Menurut dia, mengenai sejarah singkat sekarang masih terus digali dan didiskusikan bersama oleh tokoh budaya serta sejarawan.
Pihaknya
terus bekerja sama dengan berbagai instansi terkait dan berupaya agar
kesenian tradisional tersebut mendapat hak paten, sehingga masyarakat
mengetahui asal dan perkembangan kesenian tradisional daerah Sumsel itu,
katanya.
Ia menambahkan, di Sumsel sendiri pihak terkait belum
serius mengurus persoalan hak paten baik hasil produk maupun seni dan
budaya, karena jarang organisasi dan masyarakat yang mengusulkan,
padahal itu merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan hak kekayaan
intelektual.
MEDITASI_ Aksi pelajar
siswa-siswiSma Negeri 9 Palembang
sukses menggaet hati para penonton seni teater lewat lakon Bukan Dunia
Kiki,Jumat 19 Oktober 2012 di gedung
teater Graha Budaya Jakabaring Palembang.
Lakonan Bukan Dunia Kiki ini mengangkat citra
remaja dalam seni teater di Palembang yangterinspirasi dari para remaja yang cenderung lebih ngepop, selama ini
pandangan penggiat teater kebanyakan yang sedih-sedih, menurut saya pertunjukan
seperti itu agak sulit dinikmarti para penonton yang masih awam”kata Muhammad
Yunus selaku sutradara pertunjukan naskah Bukan Dunia Kiki lewat kelompok Teather
09Sma Negeri 9 Palembang,saat di temui reporter MEDITASI seusai
pertunjukannya.
Tokoh utama dalamnaskah Bukan Dunia Kiki adalah Kikiyang bercerita tentangseorang anak remaja yang depresi yang
menjejakkan kakinya dan terjebak dalamdunia yang tidak seharusnya ia masuki.
Konsep yang di angkat keatas panggungdalam pementasanini adalah konsep pertunjukan Realismesebuah aliran kesenian yang berusaha
melukiskan, menceritakan sesuatu sebagaimana kenyataannya.
Terselenggarahnya Pertunjukanyang di pertontonkan oleh siswa-siswi Sma
Negeri 9 ini berkatatas kerjasama dengan sponsor-sponsor dan para donatur yang peduli akan
perkembangan Seni Teater yang ada di kota Palembang.
Untuk biaya pertunjukan teater ini menghabiskan anggaran lebih kurang sebanyak Rp
5 juta untuk 3 hari pertunjukanberturut-turutpada tanggal 19, 20, 21. Pukul 14.00 -16.00
WIBdan tiket yang disebarkan 75 %
mencapai 1200 tiket dalam waktu 3 hari semuanyalaku terjual habis.
Di tambahkannya, proses pementasan ini kita
garap selama lebih kurang 1 bulan yang melibatkan lebih kurang sebanyak 25
pemain siswa-siswi dari kelas 1, 2 dan
3yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler Seni pertunjukan Teater yang tergabung dalam kelompok Teather 09 di Sma Negeri 9 Palembang .
Kelompok Teather 09 ini pertama kaliterbentuk pada tanggal 17 Mei 1991 silam oleh
Bpk. Herman Jayadi sebagai teater sekolah/teater pelajar yang sekarang di bina
oleh guru-guru Sma Negeri 9 Palembang. (Liputan/Suci Rahayu)
MEDITASI_Ibarat buah yang telah matang
yang siap untuk di petik dan tentu pula manis rasanya, begitulah maknafilosofis yang terkandung dibalik arti sebuah
nama Sanggar Tari Ranum yang telah didirikan pada tanggal 7 Februari 2011 silam
oleh Neni Krisnia Wati Mahasiswi Univ. PGRI PalembangBidang Keahlian Seni Tari. Jurusan Kesenian
Program Studi Sendratasik ,di rumah nya
Jl. DI. Panjaitan No. 48 RT 25 RW 07
Plaju Palembang.
Tentulah bukan hal yang mudah untuk menjadi sesuatu yang matang pastilah
harus menjalani sebuah proses terlebih dahulu untuk mencapai sebuah kematangan.
Seperti makna filosofis yang terkandung di atas sesuai dengan namanya
Ranum, sanggar initelahmematangkan para penari nya sejak tahun 2011
silam yang tentunya telah mengalami proses belajardan memang parah penarinya dipersiapkan
untukkapanpun di persembahkan kepadapara penikmat seni tari.
Sanggar tari ini memiliki sekitar 96 orang penari, baik dari kalangan
umum, mahasiswa-mahasiswi, dewasa sertaanak-anak.
Kegiatan-kegiatan
yang pernah dilalui oleh
sanggar tari ini yaitu pernah mengikuti mengirim para penarinya dalam jumlah yang besar dalam berbagai ajang bergengsi festival seni
tari, tergabung dalam pariwisata,tergabung dalam pagelaran seni teater, dll.
Seiring berjalannya waktu,selain
bermarkas di JL. Panjaitan Plaju Palembang sanggar tari Ranum jugakini telah berkembang merambathinggah ke luar daerah kota Palembangyang kini telah memiliki cabang di Kota Kayu
Agung,tepatnya di Jl. Darna Jambi,
Sukadana. (Belakang Kantor Transmigrasi/Kantin) Kayu agung OKI Sumatera Bagian
Selatan.
Di sanggar tari Ranum yang membuat nya beda dan unik serta diminati dari
sanggar tari lainnya adalah proses dalam belajar mengajarnya dengan membagi perkelompok atau perkelas setiap siswanya.
Setiap kelas
maksimal adalah 18 orang sedangkan minimalnya 6 orang sehingga proses belajar mengajar dapat
berjalan secara efektif,“papar wanita berparas cantikkelahiran Palembang, 25 Desember 1991 yang
akrab disapa dengan nama Neni saat ditemui reporter MEDITASI .“
Di tambahkannya, selain proses waktudan hari tidak di tentukan oleh sanggar,para siswa-siswibebas memilih
kapanpun jadwal waktu latihannya yang di tentukan sendiri menyesuaikan
kesibukan aktivitas tiap masing-masing. (Liputan/Dwi
Intan Mandasari).
MEDITASI_Mendengar kata kuda lumping pasti
berkaitan dengan hal-hal yang berbau mistik dan kesurupan. Kesenian taridisonal Kuda lumping ini sendiri berasal dari pulau
Jawa dan kinitelah
menyebardi seluru antero penjuru
Nusantara hinggah ke tiap-tiappelosok
daerah.
“Tibo-tibo angin tu
kencang nian mecak nak ngempaske dak berapo lamo disusul dengan ujan lebat,
wong yang nontoni langsung bucar bacer belari, ado yang belari balek kerumah
ado yang bederup masuk ke bawah tenda acarah,
pas lagi siru-siru nian mak itulah mamang jingok tibo-tibo sebagean penonton barengan
bedejir pecak la sudem di rasuki cak itu mecak la di stel galo. Mamang ni tejingok nian, cuma
dak berani bae nak marak.” Tutur Mang
Kohar 47 tahun seorang pedagang
pempek kuah model keliling yang berjualan di sekitar lokasi pertunjukan.
Penonton yang kesurupan biasanya orang
yang pikirannya sedang kosong, atau mereka adalah salah satu pemain kuda
lumping lainnya.
Awalnya para penari mulai mengambil
tempat dan tak lupa juga membawa kuda lumping yang diiringi oleh musik dan
nyanyian dari sinden yang menggunakan bahasa Jawa.
Setelah tarian itu ditampilkan cukup
lama, barulah sang pawang muncul dengan membakar sesaji dan membaca
mantra-mantra untuk para arwah yang telah diundang.
Selagi pawangnya menjalankan ritual
ini para penari memutari sang pawang, semakin cepat gendang di tabu maka
semakin cepat pula gerakan kaki para penari memutari pawang yang berada di
tengah dan setelah itu satu persatu para
penari mengalami kesurupandi tengah
lingkaran penonton untuk melakukan sebuah atraksi, menari menyesuaikan dengan hentakan musik pengiring.
Pergelaran atraksi ini
adalah sifatnya sebagai hiburan semata yang di tujukan kepada masyarakat umumyang menonton sebagai sebuah ucapan rasa syukur atas hajat yang
telah dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa,” Kata Sugiman selaku tuan rumah pengadah
pergelaran atraksi ini saat ditemui
reporter MEDITASI (04 November
2012) di kediamannya Jln. Sosial. Komp. PT. HEVEA MK II
Rt. 15/Rw. 04 kec.
Gandus palembang.
Dikatakan
oleh bpk Sartono, S. Pd., M. Sn. Selaku ketua jurusan Pendidikan Kesenian
UniversitasPGRI Palembang (17/11/2012)
kepada MEDITASI.
Di tahun 2012/2013 ini kita akan perjuangkan hak
aspirasi mahasiswa sendratasik selama ini, akan kebutuhan seperti sarana ruang
lab dan perpustakaan khusus program
studi yang tentunya menjadi penunjang perkuliahan.
Rencananya
ruanglab dan perpustakaan sendratasik
akan kita usulkan tepatnya di lantai 4 gedung guru UNIV. PGRI. Palembang, yang
mana ruangan tersebut akan kita bagi menjadi2 ruangan, pertama ruang lab dan kedua ruang tunggu yang sekaligus kita
stel menjadi ruang perpustakaan.
Semua
sudahkita pikirkan dan kita siapkaterutama untuk materi pengadaan isi perpustakaan program studi
pendidikan sendratasik yang rencanana nanti akan kita isi dengan kaset-kaset
seni pertunjukan yang ada di Nusantara, Paparnya.
Ditambahkannya.
Selain kita memperjuangkan ruang lab dan perpustakaan di tahun 2012/2013 ini,
sekitar 33 tenaga pegajar dosen sudah kita berangkatkan ke ISI Solo guna
melanjutkan jenjang pendidikan S2dalam
upaya pengembangan dosen UNIV.PGRI Palembang Jurusan. Pend. Kesenian. Program
studi. Pend. Sendratasik. (Liputan/F. Satria/MEDITASI/4/2012)
kau
jadi orang tua dengan kondisi yang masih seperti ini??
kini,
seorang anak itu menjadi sebuah kebanggaan bagi orng tua nya,,
kita,
ya kita yang kini menjadi seorang mahasiswa,,
yang
di banggakan dan di elu2kan oleh orang tua kita di rumah,,
kita
yang selalu minta kiriman uang perbulan,
yang
selalu minta uang jajan lebih,,
yang
keinginan kita di penuhi oleh mereka,,
apa2
saja yang selalu diminta harus di penuhi,
harus
di turuti,, tanpa tahu darimana asal uang tersebut didapat,
yang
penting kebutuhan yang kita sebut dengan mereka terpenuhi,,
pikirkan
lah orang tua mu yang berjualan dipasar saat pagi2 sekali,,
pikirkan
lah orang tua mu yang bekerja di bangunan rumah orang,,
pikirkan
lah orang tua mu yang menjadi kuli panggul di pasar2,,
pikirkan
lah orang tua mu yang setiap hari pergi kesawah takut tanaman nya rusak,,
pikirkan
lah orang tua mu yang hanya tinggal satu orang saja,,
pikirkan
lah orang tua mu yang rela meminjam uang dengan tetangga sebelah,,
pikirkan
lah orang tua mu yang rela menjual cincin pernikahan nya,,
pikirkan
lah orang tua mu yang rela menggadaikan separuh tanah,,
pikirkan
lah orang tua mu yang rela menggadaikan sertifikat rumah,,
pikirkan
lah orang tua mu yang di PHK dari pekerjaan,,
coba
bayangkan semua itu,
resapi,,
hayati,,
kau
yang kini di banggakan mereka dengan orang di kampung halaman mu,,
mereka
meninggikan derajat mu,,
mereka
mendambakan sesuatu yang berhasil,,
mereka
menginginkan anak nya berhasil menjadi "orang"
kini
kau setngkat lebih baik di banding kawan sekampung mu,,
orang
tua mu berkata pada tetangga nya,,
"anak
ku kini kuliah, anak ku ingin menjadi lebih baik,,""anak ku ingin
menjadi sarjana"
coba
bayangkan,
apakah
uang yang mereka berikan selama ini kau gunakan dengan benar??apakah uang yang
mereka berikan selama ini kau bayarkan dengan benar??
bukan
dengan make-up,,
bukan
dengan t-shirt,,
bukan
dengan gaya rambut,,
bukan
dengan pamer pakaian dan kemewahan,,
tapi
dengan prestasi...
kita
yang suka nongkrong di kantin,,
kita
yang suka jalan ke tempat2 mewah,,
kita
yang suka menggoda orang (cewek/cowok)
kita
yang suka bolos kuliah,,
kita
yang suka keluar kelas,,
kita
yang suka belanja2 dengan hal2 yang gak penting,,
sadari
kawan,,
betapa
besar nya pengorbanan orang tua kita,,
betapa
tinggi nya kebanggaan mereka,,
andai
mereka tahu apa yang sebenarnya kita lakukan di kampus ini??apakah mereka
bangga??apakah mereka suka??apakah mereka tertawa??sadari lah kawan,,
saat
kau pulang kampung,,
masih
adakah televisi yang selalu menghiburmu di rumah??masih adakah lemari es yang
selalu menghilangkan rasa haus mu dari terik nya matahari??masih adakah sebuah
lemari pakaian yang menyimpan rapi semua pakaian mu yang lama kau tinggal
kan???
masih
adakah sawah tempat dimana kau membantu orang tua mu di saat kau libur
kuliah??masih adakah rumah yang selama ini kau tempati di saat kau pulang dari
kuliah mu di kampung??masih adakah senyum manis yang keluar dari bibir mu saat
kau mendapati semua itu sudah tak lagi kau mliki???ataukah masih ada kedua
orang tua mu yang selama ini kau mintai uang jajan dan segala kebutuhan mu???
masih
lengkap kah keluarga mu yang selama ini kau tinggalkan??kawan,, mari kita
sadari itu semua,,,siapkah kita menghadapi semua ya jika itu benar2 terjadi??setidak
ny kita berfikir saat ini bahwa biaya yang kita perlukan itu besar dan mahal..
mungkin
hanya ini yang bisa ku tuliskan,,
mungkin
hanya ini yang bisa ku bagi dengan kalian,,
meski
nanti kertas ini menjadi sampah,,
ku
sudah berteima kasih pada kalian,,
karna
sudah mau membacanya.....
setidak
nya saat ini,, mungkn malam nanti
kau
berfikir betapa berat nya mendapat sebuah tanggung jawab sebagai seorang anak
yang di banggakan....
belum
terlambat untuk memulai sebuah perubahan.....
Sebelumnya, alasan saya memberikan padajudul artikel ini sebagai ‘Objektifitas
Imajinatif...?’ dalam tanda tanya, karena banyak sekali (karena sering saya
temui) mempermasalahkan apresiasi yang bolehlah dikatakan mana yang lebih baik
dalam menilai suatu pertunjukan teater. Hingga ‘tukang’ teater perlu untuk menafsirkan
bentuk pertunjukan yang sebenarnya. Tanpa harus memaksa, mari kita kembali pada
bangunan teater tersebut pada bentuk semula.
Konsep awal dalam suatu pertunjukan teater adalah
perwujutan segala bentuk aksi manusia dan ekspresinya kepanggung, dalam bentuk
apapun serta dari sudut pandang manapun. Segala bentuk tematik tentang manusia
itu sendiri sangat banyak macam ragamnya, setiap manusia antar individu,
kelompok, menjadi suatu masyarakat mempunyai tujuan dan masalahnya. Dari satu
bentuk sudut pandang yang dilihat oleh seniman teater yang kemudian diwujudkan
menjadi pementasan.
Realita yang ada membangun ide kreatifitas dalam bentuk
apapun. Perlu dingat kembali, Realitas teater adalah realitas ambang.Ambang adalah suatu tempat atau benda yang
memberi peluang kepada kita untuk melihat arah dari sudut manapun.
Manusia sebagai objek merupakan sumber tematik dari
berbagai sisi kehidupan, karena manusia itu sendiri melakukan aktivitas dan
tujuan atas dasar keinginannya dan segala hal yang menjadi tragedi manusia itu
sendiri, yang kemudian seniman teater mendeskripsikan dalan bentuk teks drama
hingga membuatnya dalam bangunan berupa pentas panggung. Adalah manusia itu
sendiri yang menjadi bentuk kenyataan dalam mengembangkan tema sesungguhnya
hingga menjadi kreatifitas yang sesungguhnya dalam berbagai bentuk masalah kenusiaan,
menjadikan kotak yang bernama teater ini berkembang seiring maju pesatnya
kemanusiaan itu sendiri dengan menonjolkan nilai kemanusiaan melalui setiap
perjalanan adengan mengarahkan kita kepada berbagai bentuk permasalahan dan
nilai-nilai kemanusiaan atas segala bentuk naratif dan apapun bentuk inspirasi
didalamnya.
Sebagai contoh saat menonton salah satu karya Samuel
Beckett Malam dan Mimpinya, kita disuguhkan
hanya suara-suara, penataan efek lighting dan durasi yang hanya sekilas. Atau
karya William Shakespare Romeo and Juliet
yang berhamburan kalimat-kalimat puitis. Duacontoh karya tersebut menunjukkan kutub teater yang berbeda tetapi
masing-masing menimbulkan efek apresiasi yang dinamis dari banyak sudut
pandang.
Hal yang paling penting dalam sebuah karya teater
adalah kepekaan terhadap berbagai kejadian yang ada. Alam dan manusia sebagai
sumber infiltrasi atas suatu objek teater. Seorang teaterawan sebagai kreator
merenungkan dan berfikir atas sumber ide yang ada, kemudian mewujudkannya ke pentas.
Gagasan bentuk pementasan teater adalah hasil dari dunia imajiner teaterawan
yang berawal dari deskripsi humanitas. Sehingga pada pemahaman lain terhadap
teater sebagai komunikasi atas realitas dan imajinernya menjadi medium dalam
menyampaikan pesan yang berupa nilai. Karena penyajian pementasan tanpa nilai
bukanlah teater.
Tidaklah penting memandang suatu pentas teaterberdasarkan bentuk isme yang ada. Karena teater adalah kemerdekaan kreator dan
apresiator dalam berekspresi dan menilai.Yang perlu digaris bawahi adalah nilai kualitas karya teater dilihat
dari kejujuran teaterawan itu sendiri dan interpretasi apresiator (penonton) dari
berbagai ruang dan banyak ‘pintu’ intelektual terhadap karya teater yang telah
disaksikan secara utuh.