Senin, 06 Januari 2014

Aksi Teaterikal dan Karnaval Perang 5 hari 5 Malam di Palembang Pertama Kali.

MEDITASI Minggu 5 Januari 2014 pukul 07.00 WIB ribuan masyarakat Kota Palembang berkumpul menyaksikan aksi teraterikal perang 5 hari 5 malam dan karnaval berbasis sejarah peperangan pejuang dan masyarakat Palembang melawan penjajah pada tahun 1947 silam yang diselenggarahkan oleh Komunitas BIP dan Yayasan Kebudayaan Tandipulau.

 Aksi teaterikal ini melibatkan kurang lebih 100 pemain actor dan actris yang mengenakan seragam ala TRI, belanda, PMI, Rakyat layaknya suasana zaman dulu.
 
Pementasan ini dilakukan di lima titik secara kontinyu. Dari simpang Charitas, peperangan berpindah ke Cinde, lalu kawasan IP, Bundaran Air Mancur (BAM) dan berakhir di Monpera yang menggambarkan suasana perundingan antara RI dan Belanda.

Penggarapan teaterikal perang 5 hari 5 malam ini digodok selama kurang lebih 1 setengah bulan sebanyak 7 kali pertemuan dan tentunya bukan suatu hal yang mudah dalam waktu yang singkat untuk menggarap suatu seni pertunjukan yang layak dinikmati oleh orang banyak atau masyarakat umum terkait dengan segala kekurangan dan keterbatasan secarah financial dan sumber daya manusia

“kita harus kerja ekstra, baik pikiran, waktu dan tenaga” kata Firman Satria selaku Sutradara acarah dan ketua Teater Canang Yayasan Kebudayaan Tandipulau saat ditemui usai acarah. Senin 6  Januari 2014 di Kantor Pusat Data dan Kajian Sriwijaya.

Ditambahkannya , Aksi teaterikal ini walaupun masi banyak kekurangan dalam kesempurnaan tetunya tidak akan berhasil tanpa ada orang dibalik layar atau tim kreatif, baik penata kostum, property dll untuk kesuksesan acarah ini, banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil dari proses ini untuk kedepannya nanti dan semoga dapat berguna dan bermanfaat untuk kemajuan Seni Pertunjukan Indonesia khususnya di Kota Palembang Sumatera Selatan.

Sementara itu ketua Yayasan Kebudayaan Tandi Pulau Erwan Surya Negara memberikan tanggapan mengenai aksi teaterikal dan karnaval yang diselenggarahkan pada tanggal 5 januari 2014 kemarin sebanyak 5 titik secara kontinyu, beliau mengatakan,  tema-tema  tentang kesejarahan dan perjuangan adalah bagian dari kebudayaan,  mengingat perang 5 hari 5 malam itu adalah salah satu perang yang cukup phenomenal di Indonesia khususnya di Sumatera Selatan, karena menurutnya perang ini melibatkan perang 3 matra yaitu, laut, darat dan udara, sementara kondisi kesejarahan perang 5 hari 5 malam ini  kurang diketahui oleh masyarakt luas yang faktor utamanya karena kurang nya sarana informasi yang tersedia.

Add caption
Paparnya, seperti yang kita ketahui perang 5 hari 5 malam dipicu munculnya keinginan kembali pihak belanda untuk membonceng pihak sekutu kembali menjajah bangsa Indonesia, keinginan itu ditolak keras oleh msyrakat Sumatera Selatan sehinggah terjdilah pertempuran 5 hari 5 malam, bagi Yayasan Tandipulau, pementasan teaterikal  perang 5 hari 5 malam yang telah diselenggarahkan kemarin adalah merupakan sekaligus soialisasi  kepada masyarakat Sumatera Selatan akan perjuangan heroik dari masyrakat Sumatera Selatan sendiri untuk  memperthankan kemerdekaan indonesia pada tahun 1947.


Saya berharap untuk kedepannya nanti acarah ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi pemerintah daerah khususnya, agar hal-hal yang terkait mengenai kesejarahan, patriotisme semangat juang itu perlu terus didorong dan disosialisasikan dan diketahui oleh masyarakat luas agar memang betul-betul tumbuh secarah kesadaran akan pentingnya jiwa juang, jiwa patriotism bagi masyarakat Sumatera Selatan.














0 comments:

Posting Komentar