Oleh
: F. Satria
MEDITASI_Keadaan
mahasiswa dalam demokrasi sangatlah menarik. Sebagai salah satu komponen
masyarakat, mereka memiliki suatu ciri khas yaitu intelektualitas pada jiwa
muda. Ciri khas ini lah yang sering dikatakan sebagai harapan bangsa menghadapi
masa depan.
Maka
dari itu tidak berlebihan bila sosok mahasiswa diharapkan menjadi sosok ideal
pelaku demokrasi, yaitu memiliki kesadaran demokrasi, kemampuan dan integritas.
Posisi perguruan tinggi adalah kawah candradimuka.
Dengan
tidak bermaksud mereduksi peran proses kehidupan lain, tetapi jelas kemampuan
mahasiswa akan terbentuk di perguruan tinggi. Pentingnya memupuk kemampuan dan
integritas diperguruan tinggi secara tidak langsung sudah diamini oleh
mayoritas mahasiswa.
Mereka
berlomba-lomba belajar dengan baik, dibidang akademis maupun non akademis untuk
mendapatkan pengakuan akan kemampuan diri.
Itu
adalah kondisi yang baik untuk mendapatkan kemampuan untuk menghadapi
kehidupan. Kesadaran berdemokrasi bukan suatu hal yang otomatis. Namun sayang tidak seperti proses peningkatan kemampuan, kesadaran berdemokrasi
mendapatkan iklim tidak terlalu sehat. Mungkin berhubungan dengan integritas
negarawan yang kita miliki, sehingga banyak mahasiswa yang akhirnya tidak mau
atau mampu menjalankan peran dalam kehidupan berdemokrasi.
Contoh
mudah adalah antipatinya mahasiswa dengan perpolitikan. Mungkin ini adalah akibat dari tingkah polah para
politikus yang suka bermanis-manis tetapi ternyata terlibat masalah besar
dibelakangnya.
Sikap
tidak mau menjalankan peran dalam demokrasi bisa dibilang menjadi tanda
hilangnya kesadaran berdemokrasi mahasiswa. Padahal mahasiswa dengan
kemampuannya adalah harapan masyarakat, yaitu memiliki negarawan yang memiliki
kemampuan dan integritas yang baik.
Menciptakan
tatanan kampus yang demokratis memang bukan persoalan mudah. Proses trial and
error harus terus dilakukan, guna mensukseskan proses demokratisasi di dalam
kampus. Bukan hanya para elite kampus saja yang harus bersikap demokratis,
namun mahasiswa sebagai penggerak roda demokrasi kampus, harus berani ikut
berkomitmen.
Sering
kali kandidat yang terpilih lupa akan kepentingan mahasiswa saat
menggelontorkan berbagai kebijaksanaan. Keegoisan partai lebih sering diprioritaskan
guna menjunjung tinggi nama partainya sendiri. Namun, mereka melupakan subtansi
dari fungsi jabatannya itu sendiri, yakni kepentingan mahasiswa secara
keseluruhan.
Untuk
itu diperlukan adanya mahasiswa-mahasiswa yang sadar berpolitik. Sadar akan
tugas mengawasi kinerja para wakilnya. Sehingga, jika semua mahasiswa sadar
akan hal itu, maka penyelewengan kekuasaan pun dapat diminimalisir.
Naifnya,
berapa banyak mahasiswa yang mempunyai waktu untuk ikut berpartisipasi?
Nyatanya lebih banyak mahasiswa bablasan yang senang memikirkan kondisi
perutnya terlebih dahulu, sebelum mereka berpolitik. Jika begitu, lantas siapa
lagi yang akan mengontrol kinerja para wakil mahasiswa itu?
Terkait
dengan akan di adakannya pesta demokrasi
pemilihan ketua umum HMPS Sendratasik yang baru, saya selaku sebagai perwakilan dari
kawan-kawan Mahasiswa Sendratasik smester 5 dan 7, saya berharap kedepannya
nanti siapa pun yang bakal maju dan terpilih menjadi ketua umum HMPS
Sendratasik masa jabatan priode 2012-2013 nanti kiranya dapat lebih
mengkedepankan wadah kreativitas dan sebuah wadah apresiasi seni yang dapat
menampung bakat kawan-kawan mahasisswa di bidang nya masing-masing serta tentunya
dapat bekerja sama dengan baik antara Prodi
dan HMPS guna membantu sebagai penghubung dari Prodi Kemahasiswa. Kata Randi saat ditemui Jurnalis
MEDITASI Minggu (30/09/2012) di halaman
Gedung H Univ.PGRI Palembang.
0 comments:
Posting Komentar