Senin, 08 Oktober 2012

SUARA MAHASISWA "Ciptakan Tatanan Kampus Yang Demokratis"

Oleh : F. Satria

MEDITASI_Keadaan mahasiswa dalam demokrasi sangatlah menarik. Sebagai salah satu komponen masyarakat, mereka memiliki suatu ciri khas yaitu intelektualitas pada jiwa muda. Ciri khas ini lah yang sering dikatakan sebagai harapan bangsa menghadapi masa depan.

Maka dari itu tidak berlebihan bila sosok mahasiswa diharapkan menjadi sosok ideal pelaku demokrasi, yaitu memiliki kesadaran demokrasi, kemampuan dan integritas. Posisi perguruan tinggi adalah kawah candradimuka.

Dengan tidak bermaksud mereduksi peran proses kehidupan lain, tetapi jelas kemampuan mahasiswa akan terbentuk di perguruan tinggi. Pentingnya memupuk kemampuan dan integritas diperguruan tinggi secara tidak langsung sudah diamini oleh mayoritas mahasiswa.

Mereka berlomba-lomba belajar dengan baik, dibidang akademis maupun non akademis untuk mendapatkan pengakuan akan kemampuan diri.

Itu adalah kondisi yang baik untuk mendapatkan kemampuan untuk menghadapi kehidupan. Kesadaran berdemokrasi bukan suatu hal yang otomatis. Namun sayang tidak seperti proses peningkatan kemampuan, kesadaran berdemokrasi mendapatkan iklim tidak terlalu sehat. Mungkin berhubungan dengan integritas negarawan yang kita miliki, sehingga banyak mahasiswa yang akhirnya tidak mau atau mampu menjalankan peran dalam kehidupan berdemokrasi.

Contoh mudah adalah antipatinya mahasiswa dengan perpolitikan. Mungkin ini  adalah akibat dari tingkah polah para politikus yang suka bermanis-manis tetapi ternyata terlibat masalah besar dibelakangnya.

Sikap tidak mau menjalankan peran dalam demokrasi bisa dibilang menjadi tanda hilangnya kesadaran berdemokrasi mahasiswa. Padahal mahasiswa dengan kemampuannya adalah harapan masyarakat, yaitu memiliki negarawan yang memiliki kemampuan dan integritas yang baik.

Menciptakan tatanan kampus yang demokratis memang bukan persoalan mudah. Proses trial and error harus terus dilakukan, guna mensukseskan proses demokratisasi di dalam kampus. Bukan hanya para elite kampus saja yang harus bersikap demokratis, namun mahasiswa sebagai penggerak roda demokrasi kampus, harus berani ikut berkomitmen.

Sering kali kandidat yang terpilih lupa akan kepentingan mahasiswa saat menggelontorkan berbagai kebijaksanaan. Keegoisan partai lebih sering diprioritaskan guna menjunjung tinggi nama partainya sendiri. Namun, mereka melupakan subtansi dari fungsi jabatannya itu sendiri, yakni kepentingan mahasiswa secara keseluruhan.
Untuk itu diperlukan adanya mahasiswa-mahasiswa yang sadar berpolitik. Sadar akan tugas mengawasi kinerja para wakilnya. Sehingga, jika semua mahasiswa sadar akan hal itu, maka penyelewengan kekuasaan pun dapat diminimalisir.

Naifnya, berapa banyak mahasiswa yang mempunyai waktu untuk ikut berpartisipasi? Nyatanya lebih banyak mahasiswa bablasan yang senang memikirkan kondisi perutnya terlebih dahulu, sebelum mereka berpolitik. Jika begitu, lantas siapa lagi yang akan mengontrol kinerja para wakil mahasiswa itu?

Terkait dengan  akan di adakannya pesta demokrasi pemilihan ketua umum HMPS Sendratasik yang baru,  saya selaku sebagai perwakilan dari kawan-kawan Mahasiswa Sendratasik  smester 5 dan 7, saya berharap kedepannya nanti siapa pun yang bakal maju dan terpilih menjadi ketua umum HMPS Sendratasik masa jabatan priode 2012-2013 nanti kiranya dapat lebih mengkedepankan wadah kreativitas dan sebuah wadah apresiasi seni yang dapat menampung bakat kawan-kawan mahasisswa di bidang nya masing-masing serta tentunya dapat bekerja sama dengan baik antara  Prodi dan HMPS guna membantu sebagai penghubung dari Prodi  Kemahasiswa. Kata Randi saat ditemui Jurnalis MEDITASI Minggu (30/09/2012) di halaman Gedung H Univ.PGRI Palembang.

0 comments:

Posting Komentar