Dalam sejarah industri musik
pop dunia, The Beatles dikenal sebagai band paling sukses yang pernah ada.
Malah kesuksesannya tidak cuma di urusan musik saja, tapi juga mempengaruhi
segala bidang. Disaat-saat akhir karir The Beatles pada tahun 1970, John Lennon
pernah bilang kalau bandnya itu punya nama yang bisa menjadikan segala-galanya
jadi besar.
Kata-kata ini bukan sekedar
bualan saja. Pasalnya komentar ini berdasarkan pengalamannya selama 7 tahun
berkarir dengan The Beatles. Pada masa-masa itu, apapun yang berbau nama The
Beatles pasti bakal jadi besar. Album, Singel, dan konser mereka sudah pasti
mengeruk keuntungan besar. Berbagai jenis memorabilia
(kenang-kenangan) dan merchandise selalu selalu jadi rebutan. Sampai berita
soal band personilnya, sekecil apapun, jadi andalan buat menaikkan oplah media.
Ternyata ucapan salah satu
pentolan band asal Liverpool, Inggris, itu masih tetap berlaku hingga 30 tahun
berikutnya. Buktinya memorabilia The Beatles masih tetap jadi incaran.
Album-album baru yang dirilis - meski berupa kompilasi - tetap saja laku di
pasaran. Bahkan cerita soal band dan para personilnya terus digulirkan media
massa demi meraih keuntungan.
Cikal bakal The Beatles adalah
nama band sekolah bentukan John Lennon. Butuh bandnya jadi legendaris, beberapa
kali bandnya mengalami perubahan nama.
v
The Black Jacks (Maret 1957)
v
The Quarrymen (Maret 1957 - Oktober 1959)
v
Johnny and the Moondogs (Oktober - November
1959)
v
The Nerk Twins (23 - 24 April 1960)
v
The Beatals (awal tahun 1960)
v
The Silver Beetles (10 Mei - awal Juni 1960)
v
The Silver Beats (14 Mei 1960)
v
The Beatles (awal sampai pertengahan Juni 1960)
v
The Silver Beetles (pertengahan Juni - awal Juli
1960)
v
The Silver Beatles (awal Juli - awal Agustus
1960)
v
The Beatles (16 Agustus 1960 - bubar)
Nama The Beatles berasal dari
ide John Lennon. Nama ini sebenarnya nggak punya makna yang spesifik. Malah
menurut yang member ide, nama band ini
tidak lebih dari sekedar becandaan saja. Pasalnya di dapat dari hasil permainan
kata-kata, yaitu nama serangga (beetle atau kumbang) digabung dengan beat (gaya
musik yang dimainkan).
The Beatles tenar lebih dulu di
Jerman daripada di Inggris, lantaran karir mereka diawali dengan bermain di
klub-klub di Jerman. Sehingga sewaktu The Beatles mulai bermain di klub-klub di
kota Liverpool, banyak yang menyangka kalau mereka adalah orang-orang Jerman.
Apalagi poster konsernya bertuliskan : The Beatles, Direct from Hamburg. The
Beatles mulai bermain di klub-klub di Jerman, atau tepatnya di kota Hamburg,
pada bulan Agustus 1960. Sukses cukup besar diraih di Jerman, terbukti dari
selalu penuhnya klub-klub tiap kali mereka tampil.
Sukses The Beatles bikin iri
klub-klub yang awalnya menolak menampilkan mereka dan berusaha menjegal langkah
The Beatles. Entah bagaimana caranya, mereka berhasil membuat working permit
The Beatles dicabut secara mendadak dan seluruh personil dideportasi keluar
Jerman.
Pil penambah tenaga atau doping,
mulai digunakan para personil The Beatles saat main di klub-klub di Jerman.
Mereka terpaksa menggunakan obat-obatan supaya selalu fit tiap kali manggung,
apalagi mereka harus tampil 6 hari seminggu selama 8 jam. Belakangan kebiasaan
menggunakan doping membuat mereka terlibat dalam penggunaan narkotika dan
obat-obatan terlarang lainnya.
Pada awal tahun '60-an, The Beatles adalah satu-satunya band di Inggris yang tampil dengan gaya urakan dan sembarangan.
Pada awal tahun '60-an, The Beatles adalah satu-satunya band di Inggris yang tampil dengan gaya urakan dan sembarangan.
Ditambah lagi permainan musik
yang lebih keras daripada musisi lain. The Beatles terlihat aneh dengan
penampilan ini lantaran gaya yang jadi ciri rock 'n roll itu sudah ditinggalkan
musisi Inggris dan mulai tampil rapi. The Beatles nggak tahu adanya perubahan
ini, pasalnya sebelum itu mereka lagi sibuk nge-band di Jerman. Setiap kali
selesai manggung pada masa-masa tahun 1961 (era Cavern),
para personil The Beatles selalu
terlibat dalam perselisihan. Bukan berselisih soal pembagian hasil manggung,
tapi karena rebutan pengen jadi supir mobil. Nggak heran, pasalnya di dalam
mobil yang sempit mereka harus berdesak-desakan pula dengan instrumen musik.
Jadinya buat mendapatkan tempat yang paling enak didalam mobil menurut mereka
adalah dengan menjadi supir.
Audisi pertama The Beatles untuk
mendapat- kan label rekaman terjadi pada tanggal 1 Januari 1962, di depan para
pe- tinggi Decca Records di London. Pada audisi tersebut The Beatles memainkan
lagu-lagu "Sheik fof Araby, Red Sails in the Sunset", dan "Like
Dreamers Do". Tapi gara-gara penampilan yang kurang memuaskan akibat
"nervous", Decca nggak jadi mengontrak mereka. Setelah itu sejumlah
label kayak Pye, HMV, Columbia, bahkan EMI, menolak tawaran demo The Beatles.
Audisi dengan George Martin pertama kali dilakukan The Beatles pada tanggal 6
Juni 1962 di EMI Studio yang terletak di St. John's Wood.
Dalam audisi ini The Beatles
mulai memainkan lagu-lagu karangan mereka sendiri, kayak "Love Me Do, Ask
Me Why, P.S. I Love You", dan "Hello Little Girl". Akhirnya pada
tanggal 11 September 1926, George Martin membawa The Beatles ke studio rekaman
buat pertama kalinya dan merekam lagu "Love Me Do" dan "P.S. I
Love You". Lagu-lagu ini lantas dirilis oleh Parlophone Records, anak
perusahaan EMI Records. Drummer Asli The Beatles, Pete Best, dipecat pada bulan
Agustus 1962 dan posisinya digantikan oleh Ringo Starr. Rumor yang beredar soal
pergantian drummer ini adalah karena John, Paul, dan Goerge "jealous"
dengan kegantengan Pete. Tapi berita resmi menyebutkan kalo keputusan ini
keluar lantaran George Martin nggak suka dengan permainan Pete.
Ciri khas penampilan The Beatles
hingga tahun 1967 adalah pakaian jas rapi bikinan Pierre Cardin. Tapi di awal
tahun 1962, saat Brian Epstein mulai menjadi manajer, The Beatles sempet pecah
jadi 2 kubu gara-gara masalah penampilan ini. Kebijakan Brian yang mengharuskan
The Beatles selalu tampil formil tiap kali tampil di depan publik, lengkap
dengan jas dan dasi, disambut dengan pro dan kontra dari personil. Paul dan
Ringo adalah para personil yang pro, sedangkan John dan George bersikap kontra.
The Beatles mulai memunculkan histeria massa tepatnya pada tanggal 31 Oktober
1963. Histeria ini muncul beberapa hari setelah mereka merilis debut album
"Please Please Me", "Live performance" TV yang syutingnya
dilakukan di London Palladium. Meski siaran TV ini ditonton oleh 15 juta orang,
tapi ribuan fans tetep muncul di "venue" tempat syuting digelar.
Di awal tahun '60-an, bisa
dibilang kalo semua orang, biak itu cewek maupun cowok, tergila-gila dengan
model rambut poni yang populer dengan istilah "moptop". Kegilaan ini
muncul lantaran gaya rambut hasil Astrid Kircherr, pacar mantan personil The
Beatles, Stuart Sutcliffe, jadi "trademark" The Beatles. Saking
populernya, model rambut ini menginspirasikan perusahaan mainan asal Inggris,
Bell Toy Company, untuk memproduksi wig model "moptop". Hasilnya,
perusahaan mainan ini mengeruk keuntungan besar lantaran wig tersebut laku
keras.
Besarnya Pengaruh The Beatles Sepanjang tahun '60-an, berdampak pula di kalangan remaja Amrik. Sejumlah musisi Inggris dengan mudahnya menembus pasar remaja di negeri Paman Sam. Selain itu seleb asal Ingris ikutan populer juga di Amrik, kayak aktor Michael Caine dan Sean Connery. Selain itu produk-produk buatan Inggris juga selalu dianggap paling bagus. Bahkan remaja Amrik berusaha bisa ngomong dengan aksen Inggris biar dibilang keren.
Besarnya Pengaruh The Beatles Sepanjang tahun '60-an, berdampak pula di kalangan remaja Amrik. Sejumlah musisi Inggris dengan mudahnya menembus pasar remaja di negeri Paman Sam. Selain itu seleb asal Ingris ikutan populer juga di Amrik, kayak aktor Michael Caine dan Sean Connery. Selain itu produk-produk buatan Inggris juga selalu dianggap paling bagus. Bahkan remaja Amrik berusaha bisa ngomong dengan aksen Inggris biar dibilang keren.
Saat The Beatles tampil Live di
acara TV Amrik, The Ed Sullivan Show, pada bulan Februari 1964, diperkirakan 73
juta orang di 23 juta rumah berada di depan televisi buat menyaksikan acara
ini. Angka ini memecahkan rekor buat acara TV di Amrik. Selain itu ada rekor
lain, yaitu saat siaran "live" ini ditayangkan nggak satupun mobil
yang kecurian di seluruh kota New York malam itu.
Di masa-masa jayanya The Beatles, seluruh pers Inggris nyaris nggak pernah bikin berita negatif soal The Beatles. Pasalnya artikel yang bagus soal The Beatles pasti berujung pada oplah tinggi. Harian "Daily Mirror" sempet terpuruk penjualannya gara-gara pada terbitan tanggal 21 Juni 1963 mereka menurunkan "headline" yang isinya soal perilaku buruk John Lennon saat mabuk berat dan memukul Bob Wooler (DJ Cavern Club). Peristiwa ini terjadi pada saat perayaan ulang tahun Paul McCartney yang ke-21. Belakangan harian tadi lantas berubah sikap mendukung John Lennon dan jadi salah satu pembelanya.
Di masa-masa jayanya The Beatles, seluruh pers Inggris nyaris nggak pernah bikin berita negatif soal The Beatles. Pasalnya artikel yang bagus soal The Beatles pasti berujung pada oplah tinggi. Harian "Daily Mirror" sempet terpuruk penjualannya gara-gara pada terbitan tanggal 21 Juni 1963 mereka menurunkan "headline" yang isinya soal perilaku buruk John Lennon saat mabuk berat dan memukul Bob Wooler (DJ Cavern Club). Peristiwa ini terjadi pada saat perayaan ulang tahun Paul McCartney yang ke-21. Belakangan harian tadi lantas berubah sikap mendukung John Lennon dan jadi salah satu pembelanya.
Begitu besarnya ketergantungan
pers terhadap berita soal The Beatles, bikin setiap perlakuan kasar personil
The Beatles terhadap pers juga ditutup rapat-rapat. Kayak kejadian pada media
Agustus 1964, saat George Harrison yang lagi kesel menyiramkan isi gelasnya kepada
fotografer di klub Whisky-A-Go-Go. Peristiwa ini terekam oleh kamera sejumlah
fotografer yang kebetulan ada disitu. Meski foto ini dipublikasikan, tapi
gambar yang ada diubah sedemikian rupa sehingga percikan air dari gelas George
nggak kelihatan.
Media massa pernah menyamakan The
Beatles dengan pemimpin Nazi, Adolf Hitler. Pasalnya The Beatles sukses
merasuki anak muda dan menciptakan histeria massa. persis seperti yang
dilakukan Hitler semasa melancarkan propaganda perangnya di masa perang
dunia-2. Pada tanggal 31 Oktober 1936, The Beatles tiba di London Airport
setelah melakukan tur luar negeri mereka yang pertama, yaitu ke Swedia.
Sambutan yang didapat begitu keluar dari pintu pesawat sama sekali nggak
diduga. Meski hujan deras, ribuan fans ternyata sudah menunggu buat menyabut
kedatangan mereka. Jeritan histeris fans bahkan mengalahkan suara mesin jet
pesawat. Sejak itu muncul tradisi yang disebut "airport reception".
Tiap kali The Beatles tiba atau
berangkat dari bandara diseluruh Inggris, ribuan fans pasti hadir disitu.
Selain itu pihak bandara pasti memutar lagu-lagu The Beatles sebagai
Penghormatan.
Pemutaran perdana film "A Hard Day's Night" pada 6 Juli 1964 di London Pavillion dibanjiri sekitar 20 ribu orang fans. Sedangkan setiap kali pemutaran pada hari-hari berikutnya, 200 ribu orang fans bikin antrian sepanjang 16 kilometer.
Pemutaran perdana film "A Hard Day's Night" pada 6 Juli 1964 di London Pavillion dibanjiri sekitar 20 ribu orang fans. Sedangkan setiap kali pemutaran pada hari-hari berikutnya, 200 ribu orang fans bikin antrian sepanjang 16 kilometer.
Tidak heran kalau produser film
ini meraih keuntungan besar. Dengan biaya produksi sebesar 500 ribu dolar
Amrik, film yang syutingnya dilakukan mulai tanggal 29 Februari hingga 24 April
ini bsa meraih pemasukan sebesar 5,8 juta dolar Amrik hanya dalam waktu 6
minggu. Pada film "A Hard Day's Night", ada satu segmen adegan The
Beatles tampil di sebuah acara TV. Acara ini direkam pada tanggal 31 Maret
1964, Scala Theatre, London. Tapi entah kenapa adegan dipotong saat The Beatles
memainkan lagu "You Can't Do That", dan tidak pernah dipublikasikan
hingga tahun 1994.
Saat potongan adegan ini dipertunjukkan lagi,
terbukti kalau Phil Collins, yang saat itu berusia 13 tahun, sempet bermain di
film ini sebagai figuran penonton. Fans Club resmi The Beatles di Inggris pada
tahun 1964 mempunyai jumlah anggota sebanyak 58 ribu orang. Lantaran saking
banyaknya jumlah anggota dan rata-rata dari mereka selalu mencari info setiap
saat, akhirnya dibuatkan "line" telepon khusus bagi para anggota yang
bisa menampung 100 panggilan masuk tiap jamnya. Omongan para personil The
Beatles, meski cuma bercandaan, selalu dianggap serius. Contohnya George
Harrison pernah bilang kalo dia pengen banget nyari celana dalam model Amrik
kalau tur ke negara tersebut. Omongan ini langsung ditanggapi serius oleh
perwakilan fans club The Beatles di New York. Perwakilan ini langsung ngirim
surat buat menanyakan kayak apa perbedaan celana dalam model Amrik dan Inggris.
Informasi ini dibutuhkan sebagai bahan rapat pengurus fans club buat menyediakan
celana dalam yang dimaksud.
Pada tanggal 18 September 1964,
seorang fans cewek nekat menculik pelayan hotel tempat The Beatles menginap.
Dibawah ancaman pisau, pelayan hotel tadi disuruh nunjukkin kamar tempat
personil The Beatles menginap. Hotel yang pernah jadi tempat nginap para
personil The Beatles, selalu bisa mengeruk keuntungan tambahan setelah mereka
"check out". Contohnya Muehlebach Hotel di Kansas City berhasil
menjual 16 selimut dan 8 bantal bekas tidur personil The Beatles seharga 750
dolar Amrik. Sedangkan seprai bekas tempat tidur The Beatles dipotong
kecil-kecil dan masing-masing dijual seharga 10 dolar Amrik.
Perusahaan asuransi yang jadi
penjamin The Beatles, Lloyd's London, seringkali dilanda kecemasan besar kalau
band ini tur ke luar negeri. Pasalnya kalau saja ada satu personil The Beatles
yang cedera, meskipun ringan sekalipun, perusahaan asuransi ini harus membayar
duit pengganti kerugian sebesar 5,5 juta dolar Amrik.
The Beatles sangat mempengaruhi
perkembangan musik di tahun '60-an, terbukti banyak band yang tampil dengan
imej nyaris mirip dengan mereka. Padahal para personil The Beatles sendiri
selalu berusaha keluar dari imej mereka. Buktinya mereka beberapa kali sempet
membuat proyek di luar band dan memakai nama samaran. Nama-nama samaran yang
pernah dipakai para personil The Beatles diantaranya adalah :
John : Joel Nohnn,
John O'Cean, Dr. Winston O'Boogie, Dr. Winston O'Reggae, Dr. Winston O'Ghurkin,
Pdt. Thumbs Ghurkin, Pdt. Fred Ghurkin, John St. John Johnson, Captain
Kundalini, Dr. Dream, Dwarf McDougal, Mel Torment.
Paul : Bernard Web,
Apollo C,. Vermouth, Paul Ramon, Percy Thrillington
George : L'Angelo
Misterioso, George O'Hara, George O'Hara Smith, George Harrisong, Son of Harry,
Hari Georgeson, P. Roducer, Jai Raj Harisein, Nelson Wilbury.
Ringo : Richie, Richie Snare, English
Ritchie.
Pada tanggal 26 Oktober 1965,
The Beatles dianugerahi gelar kebangsawanan MBE (Member of British Empire) oleh
Ratu Elizabeth di Istana Buckingham, London. Tapi penganugerahan gelar kepada
the beatles ini disambut protes dari sejumlah publik figur yang mendapat gelar
sama, terutama dari kalangan militer dan pahlawan perang. Malah ada yang
mengembalikan medali MBE ke istana sebagai bentuk protes.
Pada tanggal 24 Juli 1967, The
Times, media massa Inggris, menerbitkan sebuah artikel yang isinya cukup
mengejutkan publik luas. Pada artikel ditulis kalau keempat personil The
Beatles dan manajer mereka, Brian Epstein, mendukung petisi untuk melegalkan
penggunaan mariyuana (semacam narkotika). Terang saja kalau gara-gara ini
banyak orang tua yang mengecam, tapi di sisi lain The Beatles makin dipuja-puja
oleh kalangan yang ingin memberontak terhadap nilai-nilai kemapanan.
Banyak yang mengira kalau
personil The Beatles dan The Rolling Stones terlibat pada perseteruan soal
siapa yang paling hebat diantara mereka. Padahal kedua band ini merupakan teman
yang sangat akrab. Saking akrabnya, para personil The Beatles mengenalkan
pemakaian "drugs" dan narkotika kepada para personil The Rolling
Stones dan sering mabok bareng.
Pengalaman The Beatles
menggunakan LSD semacam drugs yang bisa disebut "acid", pertama kali
adalah seseorang dengan diam-diam mencampurkan zat tersebut pada minumannya
John dan George pada sebuah pesta makan malam di London. Meski sebelumnya para
personil The Beatles sudah terbiasa minum pil doping dan mengisap ganja, tapi
pengaruh LSD lebih gawat lagi. Belakangan LSD jadi "konsumsi tetap"
para personil The Beatles, dan bikin musik yang digarap jadi semakin dahsyat.
Tahun 1967 hingga 1969 adalah
masa-masa paling berat yang harus dilalui para personil The Beatles selama
kebersamaan mereka. Terutama setelah kematian tragis menimpa manajer sekaligus
sahabat mereka paling dekat, Brian Epstein. Kesulitan yang dialami The Beatles
lantaran mereka nggak siap me-"manage" karir band sendiri. Tanggal 1
September 1967, atau tepatnya 5 hari setelah kematian Brian Epstein, keempat
personil The Beatles berkumpul di rumah Paul McCartney yang terletak di kawasan
St. John's Wood, untuk membahas masa depan band. Cuma masalah yang dibahas pada
pertemuan ini adalah soal pembuatan film "Magical Mystery Tour" yang
berasal dari ide Paul McCartney. Pada pertemuan ini sempet muncul pertikaian
antara John dan Paul, lantaran belum ada skrip yang jelas soal film ini. Inilah
awal dari perseteruan antara dua tokoh utama The Beatles.
Pada bulan Februari 1968, tiga
personil The Beatles, John, Paul, dan George pergi ke India untuk belajar
meditasi dibawah bimbingan Maharishi Mahesh Yogi. Meditasi ini berakhir pada
bulan Maret 1968. Meditasi ini harus dipersingkat lantaran ada rumor yang tidak
beres soal guru mereka tadi. Isu yang beredar adalah Maharishi berusaha
memperkosa teman seperjalanan mereka, Mia Farrow.
Bulan Mei 1968, perpecahan dalam
tubuh The Beatles mulai senter. Diawali dengan keinginan John dan Paul untuk
menjadi pemimpin, menggantikan Brian Epstein. Tapi masalah ini berkembang besar
setelah John sering ngajak Yoko Ono, pacar barunya, menghadiri sesi rekaman The
Beatles di studio Abbey Road. Padahal para personil The Beatles pernah sepakat
untuk tidak mengajak pacar atau istrinya selama proses rekaman. Buntutnya
masing-masing personil jadi males buat ikutan proses rekaman secara bersama,
dan cuma datang untuk menyelesaikan bagiannya sendiri saja.
Bulan Mei 1968, The Beatles
mengumumkan dibentuknya perusahaan bisnis milik mereka bernama Apple
Corporation Ltd. Ide pembentukan perusahaan ini menurut para personil The
Beatles adalah sebagai usaha untuk meredam berkembangnya paham komunisme ala
barat. Pada tahun 1969, para personil The Beatles mulai melakukan kegiatan
masing-masing dan nggak peduli lagi soal karir band. John sibuk dengan kegiatan
aktivis perdamaiannya, Paul mulai bersolo karir, Ringo sibuk pengen jadi
bintang film, George sibuk bikin musik bareng sahabatnya, Eric Clapton. Paul
sempet memutuskan untuk menjadi pemersatu The Beatles sebagai pimpinan. Tapi
ide ini ditolak oleh tiga personil lainnya. Puncaknya George mengumumkan
pengunduran dirinya pada tahun tersebut.
Tanggal 13 September 1969 jadi
hari kelabu untuk The Beatles saat John Lennon ngeluarin "statement"
resminya, keluar dari The Beatles. "Statement" ini diucapkan saat perjalanan
tur Plastic Ono Band ke Toronto, Kanada. Lantas pada medio Februari 1970,
giliran Paul McCartney yang bikin "statemen" cabut dari The Beatles.
"Statement" ini langsung disampaikan kepada John Lennon. Akhirnya
pada tanggal 10 April 1970, Paul mengumumkan secara resmi kalau The Beatles
bubar. John merasa kesal dengan pengumuman resmi Paul ini, pasalnya dia merasa
keduluan.
Tahun 1994 para personil The
Beatles yang tersisa kembali masuk studio rekaman untuk menggarap album
"The Anthology". Meski John Lennon sudah meninggal, ketiga personil
The Beatles berhasil membuat sebuah singel baru berjudul "Free As A
Bird". Lagu ini adalah karya John Lennon yang sempet direkam oleh Yoko
Ono. Album ini mampu meraih sukses besar di pasaran sepanjang tahun 1995-1996.
Dari berbagai sumber
0 comments:
Posting Komentar